Build Experience, Get Your Customer!
Mengutamakan hal berbasis "rasa" agar memunculkan pengalaman yang bisa membuat konsumen kalian kembali dan kembali lagi. Itulah Experiental marketing.
Mengapa experience?
Karena dengan memberikan pengalaman,orang akan mendapatkan momen yang berkesan, cerita baru untuk dibagikan pada teman dan keluarga, dan pastinya mendapatkan peristiwa yang bisa jadi hanya satu kali mereka alami. Jika terjadi, informasi ini akan mewabah laksana "virus".
Maka, jangan heran jika ada satu tempat menjadi sangat ramai, satu produk menjadi sangat laris, satu brand menjadi sangat terkenal. Konon, inilah yang disebut sebagai bentuk experiental marketing yang dikenalkan oleh Bernd H. Schmitt dalam bukunya, Experiental Marketing: How to Get Customers to Sense, Feel, Think, Act, and Relate to Your Company and Brands.
Dalam buku tersebut, Schmitt menyebutkan bahwa pemasaran ini akan sangat berguna untuk sebuah perusahaan yang ingin meningkatkan merek yang berada pada tahap penurunan, membedakan produk mereka dari produk pesaing, menciptakan sebuah citra dan identitas untuk sebuah perasaan, meningkatkan inovasi dan membujuk pelanggan untuk mencoba dan membeli produk, dan yang terpenting, menciptakan pelanggan yang setia.
Lalu bagaimana cara yang paling ampuh agar teknik "pengalaman" ini benar-benar merasuki benak konsumen? Berikut 5 hal yang disarankan Scott Glatstein, konsultan pemasaran terintegrasi dari Imperatives, LLC, sebuah perusahaan konsultan pemasaran dari Amerika, untuk bisa menciptakan "pengalaman yang berkesan" bagi setiap pelanggan.
1. Beri alasan untuk percaya
Jangan bohongi konsumen dengan janji-janji palsu jika ingin pengalaman positif yang dimunculkan pada benak konsumen. Untuk itu, halpertama yang harus dilakukan untuk produk kita adalah mencari alasan yang bisa dipercaya konsumen terhadap jasa/produk yang kita miliki.
Contoh:
Kita menjual mobil dengan konsep mobil cerdas untuk keluarga. Hal pertama yang bisa kita sajikan adalah mobil itu paling tidak muat untuk ayah, ibu, dan dua anak. Maksimal, jika membawa kakek nenek bisa tetap nyaman. Selain itu, mobil haruslah hemat dan nyaman. Tengok saja, yang marak saat ini adalah mobil-mobil 7 kursi dengan desain yang lega. Diperlukan kecermatan dan keterkaitan antarlini; dari mulai divisi desain kendaraan, penjualan, hingga layanan purnajual. Layanan yang menyeluruh sesuai dengan janji mobil cerdas untuk keluarga, akan menghadirkan nuansa kenyamanan yang memang benar-benar bisa dirasakan oleh konsumen dapat mendatangkan pengalaman mengesankan.
2. Cari hal mendasar yang diinginkan konsumen
Setiap individu pasti punya kebutuhan berbeda-beda. Tapi pada dasarnya, ada hal mendasar yang selalu diinginkan konsumen. Sebut saja layanan yang memuaskan, produk yang awet, hingga layanan purnajual yang ramah. Belum lagi soal harga yang harus sebanding dengan produk yang dijual. Semua itu harus berhasil kita ketahhui sebelum memberikan "pernyataan" kepada khalayak luas, mulai dari iklan, pesan di social media, sampai ke program public relations.
Contoh:
Kita membuka restoran kelas atas, tentu berbeda dengan restoran yang diperuntukkan bagi masyarakat kebanyakan. Untuk yang kelas atas, selain rasa dan pelayanan yang harus diutamakan, ada nilai tambah yang harus sesuai “janji”. Contoh soal suasana yang biasanya lebih “bercerita”, layanan yang lebih individual, bahkan hingga sekadar database yang dikumpulkan untuk memberikan ucapan selamat ulang tahun spesial pada konsumen setia.
3. Tentukan kebutuhan mendasar dari konsumen
Dari sekian banyak kebutuhan konsumen, pasti ada satu hal yang benar-benar diinginkan. Kita harus pandai-pandai memilih hal tersebut. jangan sampai, apa yang kita fokuskan untuk dikuatkan sebagai pesan utama, kurang mendukung hal paling mendasar pada kebutuhan konsumen kita.
Contoh:
Kita menjual produk es krim kelas premium. Boleh saja kita menjual dengan memberi nuansa modern pada kemasan sehingga kesannya mewah. Tapi, hal utama yang tak boleh kita lupakan adalah unsur kekuatan rasa. Sebab, yang paling dicari orang dari es krim adalah apa yang masuk di mulutnya, bukan sekadar apa yang sedap dipandang.
4. Siapkan pengalaman yang optimal
Setelah melakukan ketiga hal tersebut, hal yang perlu dimaksimalkan adalah menyiapkan pesan yang disampaikan agar bisa menciptakan pengalaman pribadi konsumen yang mengesankan.
Bagaimana caranya? Setelah mengenali alasan untuk percaya, mengenali kebutuhan dasar, dan mencari fokus utama dari kebutuhan tersebut, terjemahkan semuanya dalam satu pesan yang terintegrasi.
Misalnya, kita menjual properti untuk pasangan muda kelas menengah ke atas. Yang bisa kita sampaikan adalah kemewahan bangunan, fasilitas keamanan dan kenyamanan, serta akses yang mudah. Lalu, lingkungan hijau dan sehat menjadi nilai tambah yang bisa disertakan dalam pesan tersebut. Dan, jangan lupa, bahwa pasangan muda seperti ini biasanya sangat sadar nilai investasi bangunan propertinya. Karena itu, pesan bahwa properti itu akan naik cepat nilainya bisa menjadi nilai tambah sebagai “paket” pesan pengalaman yang mengesankan bagi konsumen seperti itu.
5. Komunikasikan, satukan visi dan misi dalam perusahaan
Agar lebih bisa memberikan pengalaman mengesankan, semua bagian di perusahaan juga harus melakukan hal yang sama. Jangan sampai, bagian penjualan dan marketing sudah maksimal menjual, tapi ternyata kualitas barang belum sesuai janji atau kualitas layanan purnajual kurang memuaskan.
Begitulah, dengan mampu mengenali orang-orang —termasuk para konsumen—yang terlibat, proses penjualan dan layanan, serta sarana penjualan yang berdasar pemenuhan kebutuhan konsumen, kita bisa menciptakan pengalaman yang mengesankan. Jika ini yang terjadi, konsumen kita akan segera "menjelma" sebagai marketing kita yang sangat hebat.
Sumber: Cerita Motivasi & Inspirasi
0 Response to "Build Experience, Get Your Customer!"
Post a Comment