HADITS PALSU: TIDUR ORANG PUASA IBADAH
Di bulan Ramadhan saat ini, kita sering mendengar ada sebagian da’i yang menyampaikan bahwa tidur orang yang berpuasa adalah ibadah. Bahkan dikatakan ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga dengan penyampaian semacam ini, orang-orang pun akhirnya bermalas-malasan di bulan Ramadhan bahkan mereka lebih senang tidur daripada melakukan amalan karena termotivasi dengan hadits tersebut.
Padahal hadits tersebut berasal dari HADITS PALSU di bawah ini,
“Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, doanya dikabulkan, dan amalannya pun akan dilipatgandakan pahalanya.” [HR. Al-Baihaqi dlm Syu’abul Iman III/415 no. 3937 dan ad-Dailami no. 3761, hadis dari Ibnu Umar]
Derajat hadis ini telah dianggap PALSU oleh para ulama hadis, karena orang yang meriwayatkannya yang bernama Sulaiman bin ‘Amr Abu Dawud an-Nakha’i tertuduh suka berdusta
Imam Ahmad bin Hambal berkata,
“Dia suka memalsukan hadis” .
Imam Yahya bin Ma’in berkata,
“Dia dikenal seorang yang suka memalsukan hadis” .
Imam al-Bukhari berkata,
“Dia adalah seorang perawi yang matruk. Qutaibah dan Ishaq menuduhnya sebagai seorang tukang dusta.”
[Lisaanul Miizaan III/110 no. 3954 oleh al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalaani dan Miizaanul I’tidaal III/305 no. 3498 oleh Imam adz-Dzahabi]
Imam al-‘Iraqi berkata,
“Dia (Sulaiman bin ‘Amr) adalah seorang pendusta.”
(Takhriij al-Ihya’ I/310)
Imam lbnu Adiy berkata,
“Para ulama telah sepakat bahwa Sulai¬man bin ‘Amr adalah seorang pemalsu hadis.”
Imam Ibnu Hibban berkata,
“Sulaiman bin ‘Amr an-Nakha’i adlh orang Baghdad, yang secara lahiriyah terlihat dia adalah orang yang saleh, tetapi dia memalsukan hadis.”
Imam al-Hakim berkata,
“Tidak diragukan lagi bahwa Sulaiman bin ‘Amr adalah pemalsu hadis.”
[lbnu Hibban dlm Kitab al-Majruuhiin I/333]
Imam al-Albani berkata,
“(Sanad pada hadis ini derajatnya) palsu, karena ada rawi pendusta yang bernama Sulaiman bin ‘Amr.”
[Silsilah adh-Dha’iifah no. 4696]
Hadits palsu atau hadits maudhu’ adalah perkataan dusta yang dibuat dan direkayasa oleh seseorang kemudian dinisbahkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hadits palsu adalah seburuk-buruknya hadits dhaif, bahkan sebagian ulama menganggapnya jenis tersendiri di luar hadits dhaif.
Seluruh ulama pun sepakat haram hukumnya meriwayatkan atau menyampaikan hadits maudhu’ kecuali dengan menjelaskan hakekatnya, bahwa ia hadits palsu. Namun hadits ini sudah terlanjut beredar di masyarakat sehingga perlu adanya edukasi sehingga masyarakat tahu hukumnya
Kita ulangi lagi, bahwa hadits palsu itu adalah palsu walau kandungan isinya bagus, karena maksud dari palsu itu adalah palsu penisbatan (penyandaran) kepada Nabi. Hendaklah kita terus belajar, karena di zaman sekarang hadits palsu tersebar dengan mudah, dan banyaknya hadits-hadits palsu baru yang bermunculan.
📃Tidur Yang Bernilai Ibadah Yang Sebenarnya
Semuanya adalah tergantung niat. Jika niat tidurnya hanya malas-malasan sehingga tidurnya bisa seharian dari pagi hingga sore, maka tidur seperti ini adalah tidur yang sia-sia. Namun jika tidurnya adalah tidur dengan niat agar kuat dalam melakukan shalat malam dan kuat melakukan amalan lainnya, tidur seperti inilah yang bernilai ibadah.
Ibnu Rajab menerangkan,
“Jika makan dan minum diniatkan untuk menguatkan badan agar kuat ketika melaksanakan shalat dan berpuasa, maka seperti inilah yang akan bernilai pahala. Sebagaimana pula apabila seseorang berniat dengan tidurnya di malam dan siang harinya agar kuat dalam beramal, maka tidur seperti ini bernilai ibadah.” (Latho-if Al Ma’arif, 279-280)
Sebagaimana para ulama biasa menjelaskan suatu kaedah bahwa setiap amalan yang statusnya mubah (seperti makan, tidur dan berhubungan suami istri) bisa mendapatkan pahala dan bernilai ibadah apabila diniatkan untuk melakukan ibadah.
Sebagaimana An Nawawi dalam Syarh Muslim (6/16) mengatakan,
“Sesungguhnya perbuatan mubah, jika dimaksudkan dengannya untuk mengharapkan wajah Allah Ta’ala, maka dia akan berubah menjadi suatu ketaatan dan akan mendapatkan balasan (ganjaran).”
Jadi tidur yang bernilai ibadah jika tidurnya adalah demikian.
Sumber: Motivasi Hijrah Indonesia
0 Response to "HADITS PALSU: TIDUR ORANG PUASA IBADAH"
Post a Comment