-->

News Info

Kisah Haru-Biru Keluarga Single Parent



Disebuah desa yang kecil, jauh dari keramaian dan hiruk pikuk kota yang mengalami 4 musim yang selalu mengintai kondisi kehidupannya. Hiduplah sebuah keluarga yang terdiri dari anak dan ibunya. Hanya berdua diantara musim dingin pada saat itu. Anak yang sebenarnya tidak diharapkan dan diinginkan untuk bisa hidup bersama dan dibesarkan olehnya seorang diri.

Memang kehidupan hedonis di masyarakat barat sudah menjadi kebiasaan yang lumrah. Perzinahan dan kemaksiatan bukanlah suatu fenomena asing dan melanggar hukum, bahkan dilindungi oleh HAM (Hak Asasi Manusia) dan Liberalisme (kebebasan). Sehingga mereka bisa melakukannya dimana saja dan kapan saja sekehendak hawa nafsu mereka, selama keduanya sepakat tanpa ada rasa malu. Namun ternyata meskipun kehidupan serba bebas dan beranekaragam prilaku hedonis, satu hal yang mereka takutkan adalah mengandung anak yang "kecolongan" dari aktivitasnya. Inilah awal dari dampak buruknya hedonisme dan prilaku dari kebebasan berekspresi.

Tingkat HIV/AIDS yang tinggi meskipun memakai "pengaman" tetap saja Allah memudaratkan mereka akibat kehinaannya sebagai manusia dan perilakunya yang menghancurkan tatanan kehidupan manusia di dunia.

Cathy adalah salah seorang wanita yang "kecolongan" akibat perbuatan zinanya, sehingga ia tidak tahu siapa bapak dari anak yang dikandungnya dan dilahirkannya. Semakin tumbuhlah anak yang tidak diinginkannya, dengan kebencian akibat kebebasan berperilaku sehingga ia curahkan kepada anaknya dengan perilaku keras yang sekarang beranjak 10 tahun, sebut saja namanya Jane.

Kehidupan keduanya tidak pernah mengalami ketenangan karena selalu ada masalah yang ditimbulkan dan dipermasalahkan meskipun hanya sedikit. Namun Jane adalah seorang anak yang sangat penurut terhadap ibunya, ia melakukan apa saja yang diperintah dan diinginkan ibunya. Setiap pagi Jane selalu berjualan makanan kecil untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sementara ibunya hidup dalam kefoya-foyaan.

Jane berangkat setiap pagi dan harus kembali siang hari. Seandainya telat dan tidak mendapatkan uang, maka punggungnya sudah siap dipukuli dan ditampar, bahkan dikurung di gudang dan tidak diberi makan. Itulah hari-hari Jane yang selalu diliputi kemarahan, kesedihan, keterpurukan, kegelisahan dan penderitaan yang tidak pernah berujung.

Suatu ketika Jane pergi berjualan seperti biasanya, Bagi Jane hari itu adalah hari istimewa untuknya, bukan karena ia mendapat rizki yang besar, namun ia menyadari bahwa hari itu adalah hari
ulang tahun ibunya. Hari itu ia bertekad untuk menghabiskan jualannya agar uang yang didapat cukup besar untuk membelikan sebuah kado kecil untuk ibu terkasihnya meskipun ia selalu menderita ketika berada di dekatnya.

Ibu yang baru pulang dari foya-foya dengan “teman kencannya”, serontak kaget melihat anak yang
seharusnya menyiapkan makan siang, ternyata belum pulang…spontan darahnya naik keubun-ubun dan panas 200 derajat, merah mukanya layaknya dibakar dengan api amarah..”Dasar nih anak Iblis, jam segini belum pulang malah main-main, bukannya pulang” sahutnya dari mulut sampai berbusa. Kemarahannya semakin memuncak ketika menjelang sore Jane belum pulang juga, sungguh tiada terkira marahnya si Ibu. Akhirnya ia punya cara yang paling efektif untuk menghukumnya, “Biarkan ia tidur di jalanan” sahutnya sambil pergi untuk berfoya-foya dengan “teman kencannya” sampai besok pagi.

Salju terus turun, angin malam mulai menghampiri dan dinginpun mulai masuk ke dalam pori-pori. Jane Pulang dengan Riangnya, ia berharap ibunya akan membukakan pintu agar ia bisa masuk kerumah dan menikmati hangatnya selimut. Namun, Harapan tetaplah harapan..ketika Jane sampai depan pintu, ia pun tidak mendapati ibunya dan rumah dalam kondisi sepi. Jane coba membuka pintu dan mencari kunci rumahnya ternyata semuanya sia-sia belaka, malah dingin yang semakin memuncak dan sangat menyengat, suhu lingkungan mencapai 0 derajat celcius. “Mungkin ibu sedang pergi sebentar, saya tunggu aja ..ah..”. pikirnya sambi tidur di depan pintu. Keesokan harinya…ibu datang dengan cerianya…maklum dapat kepuasan yang lebih habis “kerja keras” tadi malam. Ia mendapati anaknya yang sedang tidur di depan pintu.”Rasakanlah sekarang anak iblis, kamu kedinginankan, rasakanlah”. katanya sambil tertawa. Namun Jane, tidak bergerak sedikitpun. akhirnya ibu itupun kesal dan membangunkan dengan cara kasar..ditendang-tendangnya tubuh mungil tersebut sambil berkata,”Bangun anak iblis, bangun…” sahutnya sambil kesal. Namun, Jane
Masih belum bergerak juga. Kebingunganlah si Ibu untuk membangunkannya. Dengan perasaan kacau dan galau ibu pun berusaha mencoba membangunkannya, namun semuanya sia-sia. Jane tinggal namanya..Ia meninggal karena kedinginan dengan air mata yang membentuk kristal dipipinya. Ditangan yang membeku ia menggengam sebuah Liontin Perak dan sebuah Pucuk surat yang tertulis rapi.

Isinya sebagai berikut :
Mama yang selalu dihati ini, maafkan anakmu ini yang belum bisa membahagiakan mama, meskipun Jane selalu berusaha untuk itu, ternyata di mata mama hanya tampak kebencian dan kemarahan yang tak berujung meskipun Jane tidak tahu dimanakah kesalahan Jane ini. Mama yang tersayang, mama masih ingat hari ini hari apa…???. ya…benar hari ini adalah hari ulang tahun mama yang ke-40. Mama, Jane mohon maaf kemarin agak pulang malem karena Jane ingin agar jualan makanan Jane habis terjual dan mendapatkan uang yang cukup untuk membeli kado kecil ini buat mama.
Mama yang terbaik, di dalam hidup ini Jane merasa sendiri meskipun ada mama, namun Jane tidak merasakan kehadiran mama dalam kehidupan Jane, Jane rindu seorang yang menyayangi Jane selayaknya seorang ibu, Namun Jane tidak mendapatkannya dari mama,..untuk itu Jane ingin memberikan hadiah ini untuk sekedar menaruh harapan agar Jane bisa melihat mama tersenyum,dan bahagia. Selama ini Jane selalu menganggap mama sebagai seorang terbaik dihati ini, karena Jane tidak punya siapa-siapa lagi. Mama selamat ulang tahun ya..mudah-mudahan mama menyadari bahwa ada Jane yang selalu menyayangi mama dan merindukan mama..sekian mama… Sakit dan merananya hati ibu yang selalu menjadikan amarah dan hawa nafsu menjadi sumber dari segala tingkah lakunya. Hilang lenyap dunia yang ternyata malah menghinakannya. Penyesalan yang tiada akhir itulah akibat dari perbuatannya..”Menyesalpun tiada gunanya”

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Terkadang kita membenci sesorang yang didalam hatinya terdapat cinta yang tulus. Menghinakan orang lain padahal ia lebih mulia daripada kita, memburukkan akhlak seseorang padahal akhlaknya lebih baik. Ketulusan cinta ternyata hanya didapat dalam diri yang tidak perlu diumbar kemana-mana. Rasa kasih sayang itu lahir dari hati yang tulus dan suci yang menginginkan orang yang kita sayangi itu bahagia dan selalu tersenyum dalam setiap hidupnya meskipun kita menderita.

"Kebahagiaan yang hakiki adalah ketika kita melihat orang yang kita sayangi bahagia dan tersenyum." Maka bahagiakanlah orang terkasih yang ada diantara kita dengan menjaga kehormatan dirinya.




0 Response to "Kisah Haru-Biru Keluarga Single Parent"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel