Menjauhi Dendam
Dalam kehidupan kita ini, ada orang-orang yang merasa hidupnya akan berarti apabila mereka mampu membalas dendam. Bagi orang-orang yang memendam dendam ini, tidak ada kehormatan atau makna lain selain terbalasanya dendam kesumat tersebut.
Dendam sebenarnya juga merupakan sebuah cita-cita, namun biasanya lebih bermakna negatif.
Cita-cita itu memang penting dimiliki oleh siapapun, cita-citalah yang bisa memberi kekuatan atau dorongan yang sangat besar. Cita-citalah yang mengendalikan seseorang menuju impiannya. Tetapi sekali lagi, dendam adalah bentuk cita-cita yang negatif.
Memang dendam itu memberikan energi yang luar biasa besar, tetapi juga membutakan mata, memtaikan perasaan dan mematikan akal sehat. Dendam selalu mendorong orang untuk melakukan pelecehan, menyakiti, meruntuhkan moral, menghancurkan bahkan memusnahkan impian pihak lain.
Tanpa pandang bulu dan bila perlu melawan siapapun yang menghalangi terbalasnya dendam itu.
Petaka dendam semacam ini dapat kita lihat dalam kisah-kisah kerajaan di masa lalu, tetapai juga masih ada dalam kehidupan kita sehari-hari hingga saat ini.
Orang bisa saja memiliki dendam yang sangat kuat, ada pula yang bersifat ringan. Namun dendam tetaplah dendam yang apabila dibalaskan akan menimbulkan masalah baru. Yang sangat berbahaya dari dendam adalah kemampuannya untuk menciptakan dendam balasan.
Dendam yang terlampiaskan akan menghasilkan dendam kesumat baru di pihak yang dihancurkan.
Anak keturunan atau siapapun yang terkait akan melanjutkan dendam dan bersumpah membalaskan dendam tersebut. Seperti lingkaran setan yang tak berujung pangkal.
Satu-satunya buah dendam hanyalah samudera keperihan yang tak bertepi. Tetapi hingga detik ini, kita saksikan tindakan-tindakan brutal tak berperikemanusiaan yang melahirkan dendam-dendam baru. Kita lihat bagaimana perang yang terjadi di Timur Tengah atau belahan bumi lainnya, di mana tindakan saling bunuh dan saling menghancurkan telah menimbulkan dendam kolektif yang luar biasa destruktif.
Alangkah indahnya jika seluruh pikiran dan energi kita difokuskan bukan untuk melampiaskan dendam, tetapi dicurahkan untuk tujuan-tujuan yang bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Alangkah damainya negeri ini jika setiap darikita kita ikut serta berlomba-lomba melakukan kebaikan demi kebahagiaan orang-orang disekitar kita.
Hilangkan dendam antar golongan, suku, agama, ras, ideologi atau keyakinan politik. Sesungguhnya kita dipersatukan dalam tindakan kebaikan.
Sumber: Cerita Motivasi & Inspirasi
0 Response to "Menjauhi Dendam"
Post a Comment