-->

News Info

Sadarilah Kita Semua Pendosa

Kalau seandainya dosa itu memiliki bau maka tidak seorangpun dari kalian yang akan duduk denganku

Selain nikmat Islam dan al Quran, ada satu nikmat besar lagi yang Allah berikan kepada kita yang sering kita lupakan dan bahkan tidak kita sadari. Di dalam surat Luqman ayat 20 Allah berfirman,

“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin…. “
(QS. Luqman:20)

Imam adh Dhahak, Seorang pakar tafsir pada masa Tabi’in menjelaskan, maksud nikmat yang sifatnya lahiriyah adalah al-Islam dan al-Quran. Adapun nikmat yang sifatnya bathiniyah adalah Allah telah tutupi aib-aib kita.
(Kitab Makarimal Akhlaq: 488)

Nikmat terbesar itu adalah ditutupinya aib-aib kita. Apa aib-aib itu? penyakit kulit yang memalukan? penyakit ayan? Kemandulan? Bukan!

Penyakit-penyakit itu bisa jadi merupakan aib bagi kita tapi kita tidak perlu malu mengidapnya. Mengapa? Karena penyakit itu pemberian Allah. Lantas apa aib-aib memalukan yang Allah tutupi itu Bukan lain adalah dosa-dosa kita. Dosa-dosa yang kita perbuat, tapi Allah tutupi dari pandangan manusia.

Dengan apa Allah menutupi dosa-dosa kita? Yaitu dengan mewujudkan dosa dalam bentuk abstrak; tidak berwujud, tidak berbau, tidak terasa, namun kita sebagai orang beriman yakin bahwa dosa itu ada. Bayangkan jika dosa itu mewujud dalam bentuk bau. Sekali mulut mengucap kata keji, bau menyengat menyertai nafas. Sekali tangan melakukan kezhaliman, bau tak sedap keluar dari telapak tangan. Dan sekali telinga digunakan mendengar kemaksiatan, bau busuk keluar dari lobang telinga hingga tercium oleh siapa saja di dekatnya.

Sebagai manusia awam yang sering kalah oleh nafsu, mungkin saat ini kita sudah jauh lebih bau daripada penampung kotoran. Muhammad bin Waasi’ berkata,

“Kalau seandainya dosa itu memiliki bau maka tidak seorangpun dari kalian yang akan duduk denganku”

Jangan Pernah Merasa Lebih Baik Dari Orang Lain

Jangan pernah merasa lebih baik dari orang lain, Merasa diri lebih baik inilah yang BERPOTENSI melalaikan kita dari dosa-dosa dan aib diri sendiri. Ketika kita merasa lebih baik, artinya kita membandingkan diri dengan orang lain dan kemudian merasa ‘aman’ karena menganggap amalan kitalah yang lebih banyak atau menganggap dosa kita lebih sedikit dari orang lain.

Rasulullah bersabda,

“Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya”
(HR. Bukhari)

Siapa yang mengetahui isi hati dan nilai perbuatan selain Allah? Maka, berhati-hatilah terjebak perasaan lebih baik, lebih taat, lebih berilmu, lebih shaleh, lebih dermawan, karena kita tak benar-benar tahu derajat kemuliaan kita di hadapan Allah.

Jangan pernah menyepelekan perasaan diri sendiri ‘lebih baik’ dari hamba Allah yang lain, karena begitu banyak keburukan di balik perasaan ini yang jika tidak segera kita sadari kita akan sangat merugi.

Allah ta’ala berfirman,

“Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa”
(QS. An Najm:32)

Imam Ibnu Hazm rahimahullah berkata,

“Barangsiapa diberikan musibah berupa sikap berbangga diri, maka pikirkanlah aib dirinya sendiri. Jika semua aibnya tidak terlihat sehingga ia menyangka tidak memiliki aib sama sekali dan merasa suci, maka ketahuilah sesungguhnya musibah dirinya tersebut akan menimpa dirinya selamanya. Sesungguhnya ia adalah orang yang paling lemah, paling lengkap kekurangannya dan paling besar kecacatannya.”
(Al-Akhlaq wa as-Siyar fii Mudawah an-Nufus, dinukil dari Ma’alim fii Thoriq Thalab al-Ilmi)

Sumber: MHI

0 Response to "Sadarilah Kita Semua Pendosa"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel