JANGAN TINGGALKAN GENERASI PENERUS KITA DALAM KEADAAN LEMAH!
Anak diibaratkan seperti kertas putih yang masih bersih, yang bisa ditulis dengan apa saja. Orang tua dalam hal ini memiliki peran yang sangat penting karena Orangtua merupakan pendidik awal dan mendasar terbentuknya karakter seorang anak.
Baik dan buruknya ditentukan bagaimana orangtua dalam mengajarkan nilai-nilai agama Islam kepada anaknya. Jika keislaman orang tuanya lemah, tidak memiliki kepribadian sebagai Muslim yang jelas. Saat itulah keadaan orang tua yang demikian akan berpengaruh besar bagi perkembangan negatif fitrah anak-anaknya.
Karena orang tua yang demikian tidak pernah peduli terhadap pendidikan Islam anak-anaknya. Maka, tidak heran jika mereka menyerahkan pendidikan putra-putrinya kepada orang atau lembaga yang cita-cita tertingginya adalah sukses duniawi. Bukan membentuk anak shalih atau shalihah yang bertaqwa kepada Allāh ﷻ dan berpikir tentang sukses akhirat.
Allah berfirman,
"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar"
(Qs An Nisa' 4: 09)
Essensi Ayat Qs.An Nisa' 4:9 antara lain
- Setiap orang tua hendaknya merasa khawatir jika meninggalkan keturunanya dalam keadaan lemah
- Mewujudkan generasi berkualitas merupakan tanggung jawab orang tua
- Bekal yang paling utama disediakan pada generasi muda adalah taqwa dan pendidikan yang baik
Sungguh beruntung dan berbahagialah orang tua yang telah mendidik anak-anak mereka sehingga menjadi anak yang shalih, yang selalu membantu orang tuanya, mendo’akan orang tuanya, membahagiakan mereka dan menjaga nama baik kedua orang tua.
Namun pada kenyataanya banyak orang awam dan berkantong tebal salah dalam memilih lembaga pendidikan. Alih-alih mempertimbangkan kebersihan akidah dan keluhuran akhlak bagi anak-anaknya, mereka hanya berorientasi pada keberhasilan di dunia.
Alhasil, mereka hanya memilih sekolah favorit yang ternama dan bergengsi walaupun harus mengeluarkan biaya yang sangat besar. Sekolah mahal dipakai sebagai alat pengangkat prestise orangtua, sekadar alat untuk menunjukkan bahwa orangtua mampu menyekolahkan anak di sekolah pilihan orang kaya.
Bila sudah begini, janganlah terlalu berharap memiliki anak shalih. Salah satu contoh kesalahan orang tua dalam memberikan pendidikan buat anak-anaknya adalah
Salah Tujuan...
Seringkali orangtua menyekolahkan anak karena malu pada tetangga bila anaknya bodoh atau kalah kecerdasannya, atau khawatir kelak anaknya tidak mendapat pekerjaaan yang layak. Atau, si orangtua hanya ingin agar anaknya nanti menjadi pengawai negeri dan pejabat tinggi yang banyak harta dan hidup mapan.
Padahal, orangtua haruslah berangkat dari niat menjalankan perintah Allah, yaitu memenuhi kewajiban hamba sebagai orangtua yang memang dituntut untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi hamba Allah subhanahu wa ta’ala yang bertakwa dan shalih, yang menjadi simpanan abadi di akhirat kelak.
Imam Al-Ghazali berkata,
“Anak itu amanah Allah bagi kedua orangtuanya, hatinya bersih bagaikan mutiara yang indah bersahaja, bersih dari setiap lukisan dan gambar. Ia menerima setiap yang dilukiskan, cenderung ke arah apa saja yang diarahkan kepadanya. Jika ia dibiasakan belajar dengan baik ia akan tumbuh menjadi baik, beruntung di dunia dan diakhirat. Kedua orangtuanya semua gurunya, pengajar dan pendidiknya sama-sama mendapat pahala. Dan jika ia dibiasakan melakukan keburukan dan diabaikan sebagaimana mengabaikan hewan, ia akan celaka dan rusak, dan dosanya menimpa pengasuh dan orang tuanya.”
Sumber: Motivasi Hijrah Indonesia
0 Response to "JANGAN TINGGALKAN GENERASI PENERUS KITA DALAM KEADAAN LEMAH!"
Post a Comment