-->

News Info

Butuh Kesungguhan dan Pengorbanan Besar dalam Menuntut Ilmu

Amalan yang lebih banyak pengorbanan, lebih banyak keutamaan

Saat ini, ilmu agama bukanlah prioritas utama bagi sebagian umat Islam. Tentu karena mereka tidak tahu harga dan hakikatnya. Para ulama, dari zaman sahabat Nabi ï·º hingga saat ini, menunjukkan keseriusan yang begitu besar dan pengorbanan yang begitu hebat untuk mempelajari agama. Pengorbanan mereka ini, memberikan pemahaman kepada kita seberapa besar kedudukan ilmu agama menurut mereka.

Karena inilah ilmu tentang firman Allah ï·» dan sabda Rasulullah ï·º. Maka makin sulit usaha yang kita kerahkan dalam belajar agama, makin besar pahala yang kita dapat. Dalam kaedah yang dibawakan oleh As-Suyuthi dalam Al-Asybah wa An-Nazhair (hlm. 320) disebutkan,

“Amalan yang lebih banyak pengorbanan, lebih banyak keutamaan” .

Dasar kaedah di atas disimpulkan dari hadits ‘Aisyah, Rasulullah ï·º bersabda,

“Akan tetapi, pahalanya tergantung pada usaha yang dikorbankan”
(HR. Muslim no. 1211)

Imam Az-Zarkasi berkata dalam Al-Mantsur,

“Amalan yang semakin banyak dan sulit, lebih afdhal daripada amalan yang tidak seperti itu” .

Ingatlah semakin sulit dan berat dalam mempelajari agama, semakin besar pahala. Maka bersabarlah dalam belajar. Kalau hidup di dunia yang fana ini butuh usaha untuk mencukupinya, tentu kehidupan akhirat yang kekal butuh usaha ekstra untuk bekalnya.

Jangan Tertipu

Jangan sampai ia tertipu dengan panjang angan-angan dan kata-kata 'nanti'. Karena setiap waktu yang berlaku dari umurnya tidak akan ada gantinya. [Tadzkiratus Saami' wal Mutakallim hlm. 114-115]

Imam as-Subki رحمه ٱلله berkata,

“Siapa yang memiliki otak yang cemerlang kemudian ia menyia-nyiakan waktunya tanpa menyibukkan diri dengan ilmu, maka ia telah merugi dengan kerugian yang jelas dan ia akan menyesal di waktu yang tidak bermanfaat lagi semua penyesalan”

Seorang penyair berkata,
Jika engkau tidak menanam dan melihat para pemanen menuai,
Maka engkau akan menyesal atas kelalaian pada masa menanam.

Siapa yang memiliki otak yang cemerlang –dan ia masih muda– maka hendaknya ia memanfaatkan otaknya, waktu mudanya, waktu sehatnya, dan waktu luangnya guna menuntut ilmu yang bermanfaat bagi dunia dan akhiratnya. Karena, kalau ia tidak melakukannya, maka otaknya akan melemah dimakan waktu, ia akan menjadi tua, sakit, dan sibuk denga urusan-urusan lain yang menghalangi dia dari ilmu.
[Al-Mu'lim bi Adabil 'Alim wal Musta'alim footnote hlm. 162-163]

Yang perlu diperhatikan, meskipun menuntut ilmu dianjurkan pada usia muda, bukan berarti orang yang sudah lanjut usia tidak belajar. Meskipun sudah lanjut usia, dia harus tetap belajar. Jangan sampai usia tua menjadi penghalang bagi dia untuk menuntut ilmu, sehingga dia ridha dengan kebodohan yang melekat pada dirinya.

Seorang yang sudah lanjut usia tetapi ia menuntut ilmu lebih baik daripada menjadi seorang yang lanjut usia tapi bodoh.
[Adabud Dun-ya wad Diln hlm. 30]

Sumber: Motivasi Hijrah Indonesia

0 Response to "Butuh Kesungguhan dan Pengorbanan Besar dalam Menuntut Ilmu"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel