-->

News Info

Khawatirlah Tentang Akidah Buah Hati, Bukan Soal Rezeki

Orang shalih tidak akan resah dalam urusan harta, tidak akan gundah gulanah dengan perkara dunia.

Apa yang dikhawatrikan orang shalih?

Orang shalih tidak akan resah dalam urusan harta, tidak akan gundah gulanah dengan perkara dunia. Karena mereka telah yakin, bahwa kehidupan dunia mereka telah dijamin oleh Allahï·». Hal ini bisa kita dapati di dalam Surat Hud ayat 6 dan surat Thaha ayat 132,

“…dan tidak satu pun makhluk bergerak di bumi melainkan dijamin Allah rezekinya.” .

Akan tetapi, satu perkara yang menjadi kekhawatiran orang shalih adalah mereka khawatir seandainya anak keturunan mereka tidak berada di atas tauhid. Inilah yang perlu kita cemaskan sebagai orang tua yang akan mengharapkan doa dari anak- anak tercinta.

Inilah yang perlu kita takutkan sebagai orang tua yang merindukan akan masuk Jannah bersama keluarga dan anak keturunannya. Mari kita simak kisah orang-orang shalih pendahulu yang Allah abadikan dalam surat Luqman ayat 13,

“Wahai anakku, janganlah kau sekutukan Allah. Sesungguhnya perbuatan menyekutukan Allah (syirik) itu kedzaliman yang sangat besar” .

Inilah wasiat pertama Luqman kepada anak-anaknya, yakni berupa peringatan untuk menjauhi perbuatan syirik (menyekutukan) Allah serta penjelasan akan bahayanya. Inilah perkara terpenting yang harus diperhatikan oleh setiap orangtua, perhatian untuk menjaga fitrah anak-anaknya agar tetap dalam keadaan mentauhidkan Allah. Perhatikanlah apa yang diwasiatkan Nabi Ibrahim kepada anak-anaknya.

“Dan Ibrahim-pun mewasiatkan anaknya tentang itu, demikian pula Ya’qub, “Wahai anak-anakku. Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini (Islam) bagimu, maka janganlah kalian mati kecuali di dalam keadaan sebagai Muslim”
(QS. Al-Baqarah: 132)

Jangan Abaikan Pendidikan Anak

Tanggung jawab pendidikan anak ini harus ditangani langsung oleh kedua orang tua! Para pendidik yang mendidik anak di sekolah–sekolah, hanyalah partner bagi orang tua dalam proses pendidikan anak.

Orang tua yang berusaha keras mendidik anaknya dalam lingkungan ketaatan kepada Allah, maka pendidikan yang diberikannya tersebut merupakan pemberian yang berharga bagi sang anak, meski terkadang hal itu jarang disadari.

Nabi ï·º bersabda,

“Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik.”
(HR. Al Hakim: 7679)

Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata,

“Didiklah anakmu, karena sesungguhnya engkau akan dimintai pertanggungjawaban mengenai pendidikan dan pengajaran yang telah engkau berikan kepadanya. Dan dia juga akan ditanya mengenai kebaikan dirimu kepadanya serta ketaatannya kepada dirimu.”
(Tuhfah al Maudud hal. 123)

Allah berfirman,

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.”
( QS.At-Tahrim : 6)

Ketika menafsirkan ayat ini Al-‘Allamah Ibnu Katsir menukilkan penjelasan para ahli tafsir baik dari generasi sahabat maupun tabi’in Salah satunya menurut Sayyid Sabiq,

"Memelihara diri dan keluarga termasuk anak dari neraka adalah dengan pendidikan dan pengajaran, kemudian memperhatikan perkembangan mereka agar berakhlak mulia dan menunjukkan kepada mereka hal-hal yang bermanfaat dan membahagiakan. Dengan demikian jelaslah betapa pentingnya pendidikan menurut Islam. Oleh karena itu siapa saja yang mendidik anak sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya, ia akan mendapatkan pahala sedang siapa saja yang tidak memberikan pendidikan anak sebagaimana mestinya, ia akan mendapat siksa."

Sumber: Motivasi Hijrah Indonesia

0 Response to "Khawatirlah Tentang Akidah Buah Hati, Bukan Soal Rezeki"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel