Saatnya Muhasabah
Ada yang beramal dengan taat,
Sampai-sampai takut amalannya tak di terima.
Itukah kita?
Ada yang bermaksiat,
Sampai-sampai merasa aman dari adzab-Nya.
Itukah kita?
Siapa kita?
Bermaksiat lalu merasa aman dari adzab-Nya!
Ataukah jumawa dan sombong melihat orang lain dalam dosa sedangkan diri merasa bangga dengan amalnya?
Pantas saja kita sulit menangis, Sulit menangisi dosa-dosa meskipun sudah di paksa-paksa. Pantas saja kita sulit melihat kekurangan diri sendiri karena terlalu sering melihat kekurangan diri orang lain. Astaghfirullah.
Setinggi itukah bendungan dosa pada mata sehingga air mata tak keluar?
Setinggi itukah kesombongan kita hingga kita tak sadar betapa hina diri kita dihadapan-Nya.
Sehingga yang bisa menghancurkannya adalah api neraka yang di masukan ke mata dan kita bisa menangis kembali?
Sehingga hanya penyesalan dan kerugian lah bagi orang-orang yang enggan bertaubat maupun yang sombong dengan amalnya!
Lalu bagaimana dengan hati kita?
Sekarat itukah hati sehingga tak merasakan apa-apa?
Sesombong itukah hingga enggan menghinakan diri sendiri dihadapan-Nya?
Lalu kemanakah diri ini akan di bawa?
Merasa diri lebih baik itu sifat IBLIS
Bukankah dahulunya Iblis merupakan salah satu makhluk Allah yang ahli ibadah?
Pernyataan “Aku lebih baik dari dia!” menyerupai pengakuan Iblis yang membuatnya terhina karena kesombongan. Dan karena buta dengan kesombongan iblis pun enggan mengakui Adam sebagai makhluk yang lebih sempurna darinya, Iblis pun melanggar perintah Allah.
“Apakah yang menghalangimu untuk bersujud di waktu Aku menyuruhmu?” Iblis menjawab, “AKU LEBIH BAIK DARIPADA DIA (Adam): Engkau menciptakan aku dari api sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”
(QS. Al-A’raf: 12)
Jelas bahwa merasa lebih baik dari yang lain merupakan salah satu sifat Iblis yang tak pantas untuk ditiru!
Sumber: Motivasi Hijrah Indonesia
0 Response to "Saatnya Muhasabah"
Post a Comment