-->

News Info

Hati Yang Terkunci

Setiap maksiat dan dosa membuat hati tertutup noda hitam dan lama kelamaan hati tersebut jadi tertutup

Golongan manusia manakah yang telah Allah Ta’ala kunci hatinya?
Orang-orang yang sesat itulah golongan yang disebutkan dalam al-Qur’an telah dikunci mati mata hati, telinga dan ditutup penglihatannya oleh Allah Ta’ala.

Qatadah menafsirkan ini dengan mengatakan,

“Setan telah menguasai mereka karena mereka menaatinya. Allah Ta’ala mengunci mata hati dan pendengaran, serta menutup pandangannnya. Mereka tidak dapat melihat petunjuk, tidak bisa mendengarkan, memahami dan berfikir.”

Semua itu terjadi lantaran dosa dan kesalahan yang dilakukan semakin menggunung, dan tidak ada niat ataupun keinginan untuk meminta ampun kepada Allah Ta’ala. Padahal, dosa sebagaimana disebutkan dalam hadits ibarat noda hitam yang mengotori hati. Jika bertambah dosa, semakin banyak noda hitam di hati.

Perlu diketahui, bahwa sebagaimana noda di atas baju jika dibiarkan akan membandel. Begitu pula halnya saat noda dalam hati tidak segera dibersihkan.

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menjelaskan,

“Jika seorang hamba melakukan satu dosa, niscaya akan ditorehkan di hatinya satu noda hitam. Seandainya dia meninggalkan dosa itu, beristighfar dan bertaubat; niscaya noda itu akan dihapus. Tapi jika dia kembali berbuat dosa; niscaya noda-noda itu akan semakin bertambah hingga menghitamkan semua hatinya. Dosa yang semakin banyak itulah yang disebut ar-Ran (penutup) sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya, “Sekali-kali tidak, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hatinya.” (Qs. al-Muthaffifiin [83]: 14).”
(HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu. Hadits ini dinilai hasan sahih oleh Tirmidzi).

Dijelaskan oleh Imam Ibnu Jarir ath-Thabari, ketika dosa semakin menumpuk dan menutupi mata hati,

“Maka tidak ada jalan bagi iman untuk masuk ke dalamnya, dan tidak ada jalan bagi kekufuran untuk keluar dari dirinya.”

Inilah yang terjadi ketika seseorang bergelimang dalam dosa. Hingga dosa itu menutupi seluruh hati dan pendengaran, dan juga penglihatannya. Mereka menjadi sosok yang sombong dan tidak mau menerima kebenaran sekalipun cahaya kebenaran itu seterang bulan ketika purnama. Inilah di antara dampak bahaya maksiat dan dosa bagi hati.

Setiap maksiat dan dosa membuat hati tertutup noda hitam dan lama kelamaan hati tersebut jadi tertutup. Jika hati itu tertutup, apakah mampu ia menerima seberkas cahaya kebenaran? Sungguh sangat tidak mungkin.

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,

“Jika hati sudah semakin gelap, maka amat sulit untuk mengenal petunjuk kebenaran.”
(Ad Daa’ wad Dawaa’, hal. 107)

Perbanyaklah taubat dan istighfar, itulah yang akan menghilangkan gelapnya hati dan membuat hati semakin bercahaya sehingga mudah menerima petunjuk atau kebenaran. Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari ketertutupan hati, dan menjadikan kebenaran mudah masuk kemudian bersemayam di dalam hati kita semua.

Dosa Akan “Mencuri” Ketaatan Dari Dirimu

Penyebab pertama seseorang malas dalam beribadah ternyata karena orang itu bergelimang dengan perbuatan dosa dan maksiat. Terkhusus dosa kecil yang sering diremehkan dan diabaikan terlalu banyak orang. Padahal dosa kecil itu merupakan salah satu karena lesu, malas dan meremehkan ibadah dan ketaatan.

Allah Ta'ala berfirman:

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka merupakan disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. ”
(QS. Asy-Syura: 30)

Maka sesungguhnya hal yang paling besar yang dapat menyebabkan hati seseorang menjadi lemah dan hina adalah perbuatan dosa dan maksiat. Karena sesungguhnya dosa dan maksiat dapat mencabut akar-akar keimanan dan dapat menimbulkan kerusakan dan kejahatan, dan ia merupakan faktor utama yang menyebabkan seseorang tidak taat kepada Allah ta’ala.

Ibnu Al Qayyim berkata,

“Dan diantara pengaruh perbuatan maksiat adalah lenyapnya ketaatan, Dan seandainya perbuatan dosa itu tidak mempunyai hukumannya, maka sesungguhnya ia menghalangi seorang hamba untuk berbuat ketaatan yang sedang terlintas, Lalu ketidaktaatan itu menghentikan ketaatan lain, kemudian menghentikan ketaatan ketiga, keempat dan seterusnya hingga habislah seluruh ketaatan disebabkan dosa-dosa. Padahal setiap ketaatan adalah lebih baik daripada dunia beserta isinya, Hal ini sama halnya dengan seseorang yang memakan satu macam makanan kemudian menyebabkan ia sakit dalam waktu yang sangat panjang yang membuatnya tidak dapat memakan berbagai macam makanan yang paling baik daripada makanan yang telah ia makan dahulu. Dan kepada Allah kita memohon perlindungan.”
(Al Jawab Al Kaafi karya Ibnu Al Qayyim)

Kalau sekiranya perbuatan maksiat hanya merupakan faktor yang menyebabkan kehinaan seseorang di hadapan Allah, maka tentu sudah cukup.

Allah ta'ala berfirman,

“Dan barang siapa yang dihinakan Allah, maka tidak seorang pun yang memuliakannya.”
(Al Hajj: 18)

Sumber: Motivasi Hijrah Indonesia

0 Response to "Hati Yang Terkunci"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel